Jumat, 08 Maret 2013

SEJARAH KERAJAAN DI TATAR SUNDA

SEJARAH KERAJAAN SALAKA NAGARA

Kerajaan-kerajaan di Tanah Sunda merujuk kepada kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Tanah Sunda (wilayah bagian barat pulau Jawa) pada masa lalu sebelum berdirinya Republik Indonesia pada tahun 1945. Kerajaan-kerajaan di Tanah Sunda terdiri dari:

1.   Salakanagara
2.   Tarumanagara (beribukota di Chandrabhaga/Bekasi & Sundapura)
3.   Kerajaan Sunda (disebut juga Sunda-Galuh, berikbukota di Pakuan Pajajaran; Saunggalah dan Kawali)
5.    Menurut naskah “Pustaka Rayja-rayja I Bhumi Nusantara”, kerajaan di pulau Jawa adalah Salakanagara (artinya: negara perak). Salakanagara didirikan pada tahun 52 Saka (130/131 Masehi). Lokasi kerajaan tersebut dipercaya berada di Teluk Lada, kota Pandeglang, kota yang terkenal dengan hasil logamnya (Pandeglang dalam bahasa Sunda merupakan singkatan dari kata-kata panday dan geulang yang artinya pembuat gelang). Dr. Edi S. Ekajati, sejarawan Sunda, memperkirakan bahwa letak ibukota kerajaan tersebut adalah yang menjadi kota Merak sekarang (merak dalam bahasa Sunda artinya "membuat perak"). Sebagain lagi memperkirakan bahwa kerajaan tersebut terletak di sekitar Gunung Salak, berdasarkan pengucapan kata "Salaka" dan kata "Salak" yang hampir sama.
6.    Adalah sangat mungkin bahwa Argyre atau Argyros pada ujung barat Iabadiou yang disebutkan Claudius Ptolemaeus Pelusiniensis (Ptolemy) dari Mesir (87-150 AD) dalam bukunya “Geographike Hypergesis” adalah Salakanagara.
7.    Suatu laporan dari Cina pada tahun 132 menyebutkan Pien, raja Ye-tiau, meminjamkan stempel mas dan pita ungu kepada Tiao-Pien. Kata Ye-tiau ditafsirkan oleh G. Ferrand, seorang sejarawan Perancis, sebagai Javadwipa dan Tiao-pien merujuk kepada Dewawarman.
8.    Kerajaan Salakanagara kemudian digantikan oleh kerajaan Tarumanagara.
 Salakanagara, sebagaimana diuraikan dalam buku “Sejarah Banten; dari masa Nirleka, hingga akhir masa kejayaan Kesultanan Banten”, yang disusun oleh Drs. Yoseph Iskandar dkk, merupakan kerajaan tertua di Nusantara, atau setidak-tidaknya di Jawa bagian barat. Kerajaan tersebut didirikan oleh Dewawarman dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Raksa Gapura Sagara, yang menggantikan mertuanya Aki Tirem pada tahun 130 M. Kerajaan tersebut berdiri selama 233 tahun, hingga tahun 363 M dibawah raja-raja keturunan Dewawarman. Konon, wangsa Dewawarman inilah yang menurunkan raja-raja di Nusantara, khususnya di Jawa Kulon, Sumatra, Semenanjung dan Jawa Tengah.

Kerajaan Salakanagara berada di pulau Panaitan dengan ibukota Rajatapura dan memiliki wilayah kekuasaan meliputi Jawa Kulon, Selat Sunda dan Sumatra bagian Selatan.
Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta - Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara). 
Nama ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Banten memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah Husein Djajadiningrat, Tb. H. Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, Halwany Michrob dan lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama seperti John Miksic, Takashi, Atja, Saleh Danasasmita, Yoseph Iskandar, Claude Guillot, Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Keturunan India
Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat, sedangkan pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah Calankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain. Sementara Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah daerahnya juga dikuasai oleh kerajaan lain.

Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang. Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya.

Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan. Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara (Negeri Perak) beribukota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, antara lain Kerajaan Agnynusa (Negeri Api)yang berada di Pulau Krakatau.
Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 Masehi hingga tahun 362 Masehi. Raja Dewawarman I sendiri hanya berkuasa selama 38 tahun dan digantikan anaknya yang menjadi Raja Dewawarman II dengan gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Prabu Dharmawirya tercatat sebagai Raja Dewawarman VIII atau raja Salakanagara terakhir hingga tahun 363 karena sejak itu Salakanagara telah menjadi kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Tarumanagara yang didirikan tahun 358 Masehi oleh Maharesi yang berasal dari Calankayana, India bernama Jayasinghawarman. Pada masa kekuasaan Dewawarman VIII, keadaan ekonomi penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, sedangkan kehidupan beragama sangat harmonis.

Sementara  Jayasinghawarman  pendiri  Tarumanagara  adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.

Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.

Urutan Raja Salakanagara
Tahun berkuasa
Nama raja
Julukan
Keterangan
130-168 M
DEWAWARMAN I
PRABU DARMALOKAPALA AJI RAKSA GAPURA SAGARA
Pedagang asal Bharata (India)
168-195 M
DEWAWARMAN II
PRABU DIGWIJAYAKASA DEWAWARMANPUTRA
Putera tertua Dewawarman I
195-238 M
DEWAWARMAN III
PRABU SINGASAGARA BIMAYASAWIRYA
Putera Dewawarman II
238-252 M
DEWAWARMAN IV

Menantu Dewawarman II, Raja Ujung Kulon
252-276 M
DEWAWARMAN V

MENANTU Dewawarman IV
195-238 M
DEWAWARMAN III
PRABU SINGASAGARA BIMAYASAWIRYA

276-289 M
MAHISASURAMARDINI WARMANDEWI

Puteri tertua Dewawarman IV & isteri Dewawarman V, karena Dewawarman V gugur melawan bajak laut,
289-308 M
DEWAWARMAN VI
SANG MOKTENG SAMUDERA
Putera tertua Dewawarman V
308-340 M
DEWAWARMAN VII
PRABU BIMA DIGWIJAYA SATYAGANAPATI
Putera tertua Dewawarman VI
340-348 M
SPHATIKARNAWA WARMANDEWI

Puteri sulung Dewawarman VII
348-362 M
DEWAWARMAN VIII
PRABU DARMAWIRYA DEWAWARMAN
Cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa, raja terakhir Salakanagara
Mulai 362 M
DEWAWARMAN IX

Salakanagara telah menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara
^ *Ayatrohaedi: Sundakala, Cuplikan Sejarah Sunda Berdasar Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Pustaka Jaya, 2005.

KERAJAAN TARUMANAGARA
Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkasa diwilayah Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abah ke-7 Masehi, yang merupakan salah satu kerajaan tertua diNusantara yang diketahui.  Dalam catatan kerajaan Tarumanagara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Peta wilayah kekuasaan kerajaan Taumanagara
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar